Kamis, 20 Maret 2014

Genetika Kuman



BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Ilmu genetika mendefinisikan dan menganalisis keturunan atau konstansi dan perubahan pengaturan dari berbagai fungsi fisiologis yang membentuk karakter organisme. Unit keturunan disebut gen yang merupakan suatu segmen DNA yang nukleotidanya membawa informasi karakter biokimia atau fisiologis tertentu. Penelaahan tentang genetika pertama kali dilakukan oleh seorang ahli botani bangsa Austria, Gregor Mendel  pada tanaman kacang polongnya. Pada tahun 1860-an ia menyilangkan galur-galur kacang polong dan mempelajari akibat-akibatnya. Hasilnya antara lain terjadi perubahan-perubahan pada warna,bentuk, ukuran, dan sifat-sifat lain dari kacang polong tersebut. Penelitian inilah ia mengembangkan hukum-hukum dasar kebakaan. Hukum kebakaan berlaku umum bagi semua bentuk kehidupan. Hukum-hukum mendel berlaku manusia dan juga organisme percobaan dahulu amat populer dalam genetika, yakni lalat buah Drosophila. Namun sekarang, percobaan-percobaan ilmu kebakaan dengan menggunakan bakteri Escherichia coli. Bakteri ini dipilih karena paling mudah dipelajari pada taraf molekuler sehingga merupakan organisme pilihan bagi banyak ahli genetika.
 Genetika bakteri mendasari perkembangan rekayasa genetika, suatu teknologi yang bertanggung jawab terhadap perkembangan di bidang kedokteran.
I.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut:
  • Apa pengertian dari genetika bakteri ?
  • Apa saja komponen yang menyusun genetika dari bakteri ?
I.3 Tujuan Penulisan
Penulisan ini betujuan untuk mengetahui pengertian dari genetika bakteri dan komponen apa sajakah yang menyusun genetika bakteri. Genetika merupakan bagian yang sangat penting dalam kehidupan bakteri. Tanpa adanya faktor genetika ini, kelanjutan spesies bakteri yang bersangkutan tentu sangat dipertanyakan. Oleh karena pentingnya masalah ini, kelompok kami mencoba untuk membahas dan mempresentasikannya pada presentasi kali ini.
            Adapun terdapat beberapa tujuan dari pengambilan materi genetika bakteri ini, antara lain adalah:
Ø  untuk menambah wawasan dan pengetahuan penulis mengenai faktor genetika bakteri.
Ø  Penulis mendapat banyak pengetahuan tentang bagaimana genetika bakteri dapat berpindah dari satu sel ke sel lainnya.
Ø  Penulis dapat mengetahui lebih dalam bagaimana suatu sel bakteri dapat mengalami proses mutasi dan menjadi mutagen dalam kesehariannya.
I.4 Manfaat penulisan
Penulisan ini memberikan beberapa manfaat yaitu memberikan informasi ilmiah kepada masyarakat tentang pengertian dari genetika bakteri serta komponen apa sajakah yang menyusun genetika bakteri. Mengetahui genetika dari mikroorganisme serta kompoen penyusunnya maka dapat membuat mikoorganisme yang mempunyai kualitas yang sama yang digunakan dalam industri dengan memanfaatkan genetika dari mikroorganisme yang mempunyai sifat unggul.

I.5 Metode penulisan
            Dalam pembahasan materi “Genetika Bakteri” ini, penulis menggunakan metode kepustakaan untuk mendapatkan bahan materi yang menyeluruh. Kepustakaan yang penulis gunakan tak hanya memakai beberapa buku untuk menjadi sumber acuan. Akan tetapi, penulis juga mencari bahan dari internet baik berupa materi maupun gambar yang dapat melengkapi pembahasan materi sebelumnya

BAB II
PEMBAHASAN
II. 1 Struktur DNA
Pada tahun 1953, Frances Crick dan James Watson menemukan model molekul DNA sebagai suatu struktur heliks beruntai ganda, atau yang lebih dikenal dengan heliks ganda Watson-Crick.
Informasi genetika disimpan sebagai suatu urutan basa pada DNA. Kebanyakan molekul DNA adalah rantai ganda, dengan basa-basa komplementer (A-T; G-C) berpasangan menggunakan ikatan hidrogen pada pusat molekul.
Pasangan-pasangan basa tersusun dalam bagian pusat double helix DNA dan menentukan informasi genetiknya. Setiap empat basa diikatkan pada phosphor-2-deoxyribose membentuk suatu nukleotida. Setiap nukleotida dibentuk dari tiga bagian yaitu:
1)      Sebuah senyawa cincin yang mengandung nitrogen, disebut basa nitrogen. Dapat berupa purin atau pirimidin.
2)      Sebuah gugusan gula yang memiliki lima karbon (gula pentosa), disebut deoksiribosa.
3)      Sebuah molekul fosfat.
Bagian-bagian tersebut terhubungkan bersama-sama dalam urutan basa nitrogen-deoksiribosa-fosfat.






Gambar 1. Double Helix DNA
Purin dan pirimidin yang membentuk nukleotida, masing-masing memiliki dua macam basa :
1)      Purin yaitu adenine dan guanine,
2)      Pirimidin yaitu cytosine dan thymine.

Karena ada empat jenis basa, maka pada DNA dijumpai empat jenis nukleotida :
1)      Deoksiadenosin-5’-monofosfat (adenine + deoksiribosa + fosfat),
2)      Deoksiguanosin-5’-monofosfat (guanine + deoksiribosa + fosfat),
3)      Deoksitidin-5’-monofosfat (cytosine + deoksiribosa + fosfat),
4)      Timidin-5’-monofosfat (thymine + deoksiribosa + fosfat).

Presentase basa nitrogen
Adenin
Sitosin
Guanin
Timin
Kamir (yeast)
32
18
18
32
Mycrobacterium tuberculosis
16
34
34
16
Manusia
131
19
19
131
II. 2 Genetika Bakteri
Ada dua fenomena biologi pada konsep hereditas yaitu:
1.      Hereditas yang bersifat stabil di mana generasi berikut yang terbentuk dari pembelahan satu sel mempunyai sifat yang identik dengan induknya.
2.      Variasi genetik yang mengakibatkan adanya perbedaan sifat generasi berikut dari sel induknya akibat peristiwa genetik tertentu, misalnya mutasi.
Mekanisme yang menunjukan bahwa sekuen nukleotida di dalam gen menentukan sekuens asam amino pada pembentukan protein adalah sebagai berikut:
1.      Suatu enzim amino sel bakteri yang disebut enzim RNA polimerase membentuk satu rantai oliribonukleotida (= messesnger RNA = mRNA) dari rantai DNA yang ada. Proses ini diseut transkripsi. Jadi pada transkripsi DNA, terbentuk satu rantai RNA yang komplementer dengan salah satu rantai double helix dari DNA.
2.      Secara enzimatik asam amino akan teraktifasi dan ditransfer kepada transfer RNA (= tRNA yang mempunyai daptor basa yang komplementer dengan basa mRNA di satu ujungnya dan mempunyai asam amino spesifik di ujung lainnya tiga buah basa pada mRNA di sebut triplet basa yang lazim disebut sebagai kodon untuk suatu asam amino.
3.      mRNA dan tRNA bersama-sama menuju kepermukaan ribosom kuman, dan disinilah rantai polipeptida terbentuk sampai seluruhkodon selesai dibaca menjadi menjadi suatu sekwen asam amino yang membentuk protein tertentu. Proses ini disebut translasi.
II. 3 DNA Bakteri
Bakteri memiliki kekurangan unsur-unsur yang mengacu pada stuktur komplek yang terlibat dalam pemisahan kromsom-kromosom eukariota menjadi nukleid anak yang berbeda. Replikasi dari DNA bakteri dimulai pada satu titik dan bergerak ke semua arah. Dalam prosesnya, dua pita lama DNA terpisah dan digunakan sebagai model untuk mensistensiskan pita-pita baru (replikasi semikonservatif).
II. 4 Replikasi DNA
            Pada sel, replikasi DNA terjadi sebelum pembelahan sel. Prokariota terus-menerus melakukan replikasi DNA. Pada eukariota, waktu terjadinya replikasi DNA sangatlah teratur, yaitu pada fase S daur sel, sebelum mitosis atau meiosis I. Penggandaan tersebut memanfaatkan enzim DNA polimerase yang membantu pembentukan ikatan antara nukleotida-nukleotida penyusun polimer DNA. Proses replikasi DNA dapat pula dilakukan in vitro dalam proses yang disebut reaksi berantai polimerase (PCR). Dengan demikian, setiap sel yang melakukan mitosis akan dihasilkan 2 sel anak yang memilki DNA lengkap sama persis dengan yang dimiliki induknya.
II. 4. 1 Biosintesis Nukleotida
Sebelum rantai polinukleotida DNA dapat disintesis oleh bakteri atau organisme lain, harus tersedia sekumpulan nukleotida seluler. Pada bakteri tertentu, nukleotida harus disuplai dalam medium dalam bentuk jadi. Pada bakteri lain dapat mensintesis nukleotida dari nutrien yang sederhana, seperti glukosa, ammonium sulfat, dan mineral. Perubahan nutrien sederhana menjadi nukleotida bagi sintesis DNA menyangkut sederetan reaksi yang rumit, beberapa di antaranya membutuhkan energi berupa ATP. Salah satu dari reaksi-reaksi ini ialah pembentukan bentuk teraktivasi nukleotida bagi sintesis rantai polinukleotida DNA berutasan ganda:
Nukleotida + ATP kinase à nukleotida-fosfat + ADP
Nukleotida-fosfat + ATP kinase à nukleotida-difosfat + ADP
Energi dalam bentuk ATP disediakan. Pada setiap nukleotida teraktivasi terikat dua gugusan fosfat yang berasal dari peruraian dua ATP.
Berdasarkan struktur DNA heliks ganda (double helix), timbul tiga hipotesis mengenai pola replikasi DNA. Ketiga hipotesis tersebut adalah:
1.      Semikonservatif
Menurut hipotesis replikasi secara semi-konsevatif, setiap utas DNA menjadi cetakan bagi pembentukan utas baru, sehingga pada akhir proses replikasi akan ditemukan dua utas ganda yang masing-masing mengandung satu utas baru dan satu utas lama.
2.      Konservatif
Menurut hipotesis replikasi secara konservatif, rantai polinukleotida induk tidak berpisah dan dua utas dari dua utas ganda DNA secara bersama-sama membentuk dua utas ganda baru, sehingga akan dihasilkan dua utas ganda baru dan dua utas ganda lama.
3.      Dispersif
Menurut hipotesis replikasi secara dispersif, rantai polinukleotida induk putus-putus kemudian memisah dan akhirnya membentuk rangkaian baru yang terdiri dari campuran antara potongan dari pasangan nukleotida lama dan potongan dari polinukleotida yang baru disintesis.






Gambar. 2 Pola-pola Replikasi DNA
II. 4. 2 Regulasi Replikasi DNA
Kromosom suatu bakteri yang khas ialah sebuah molekul DNA berutasan-ganda, yang mempunyai berat molekul kira-kira 2,5 x 109 Dalton (satu Dalton sama dengan massa satu atom hidrogen). Jumlah pasangan basanya kurang lebih 4 x 106. Bila kromosom tersebut ditarik secara linier dalam bentuk heliks-ganda, ukurannya akan mencapai kira-kira 1,25 mm, yaitu beberapa ratus kali lebih panjang daripada sel bakteri yang memilikinya.
a.    Replikasi mensyaratkan situs awal
              Syarat pertama agar suatu DNA dapat bereplikasi ialah bahwa pada DNA tersebut terdapat situs awal replikasi. Hasil pengamatan terhadap kromosom E.coli memperlihatkan bahwa replikasi selalu dimulai dari titik awal tertentu (Cairns, 1963). Situs awal replikasi dikenal dengan istilah titik ori (singkatan dari origin of replication).
b.   Replikasi memerlukan untaian ganda
              Persyaratan kedua untuk dapat berlangsungnya proses replikasi ialah bahwa asam nukleat harus berada dalam bentuk untaian ganda. Hal ini telah diuraikan oleh Watson dan Crick (1953), yaitu bahwa implikasi genetik dari heliks ganda ialah memungkinkan pembentukan DNA baru secara swaproduksi (replikasi). Adanya dua untai polinukleotida serta per pasangan antiparalel antara basa-basanya akan mendukung proses replikasi, yaitu setiap untaian akan menjadi model bagi pembentukan untai pasangannya. Bukti bahwa untai ganda menjadi syarat dalam replikasi dapat dilihat pada DNA virus yang sedang bereplikasi. Virus mempunyai genom bervariasi, baik beruntai ganda maupun tunggal, tetapi pada saat bereplikasi virus selalu berada dalam keadaan untai ganda.
c.    Replikasi DNA mengikuti pola hipotesis semikonservatif
              Untuk dapat terjadi proses replikasi seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, Watson dan Crick mengajukan suatu usulan pola replikasi DNA yang disebut pola semikonservatif. Pola konservatif mula-mula dibuktikan oleh Mathew Maselson dan Francis Stahl yang bekerja dengan E.coli yang telah menggunakan teknik radio isotop, sentrifugasi, dan spektrofotometer. Dengan pola semikonservatif ini akan terpenuhi dua hal. Pertama, fungsi pewarisan dalam replikasi satu utasan DNA. Kedua, fungsi pemeliharaan sifat, yaitu struktur DNA yang baru akan sama dengan struktur DNA sebelumnya.
d.   Sintesis DNA mempunyai arah pertumbuhan 5’ à 3’
              Molekul nukleotida dalam keadaan bebas akan terbentuk nukleotida tripospat. Dalam proses sintesis DNA, dua nukleotida digabungkan satu dengan yang lainnya dengan cara merangkaikan karbon gula kelima (C5) yang mengandung fosfat dari satu nukleotida kepada karbon gula ketiga (C3) yang mengandung –OH dari nukleotida lain dan membentuk ikatan 5’-3’ fosfodieter.
e.    Replikasi berjalan secara bertahap
              Dalam proses replikasi terjadi dua proses. Pertama, pelepasan heliks ganda menjadi untai tunggal dan membentuk cabang replikasi. Kedua, sintesis rantai baru dengan menggunakan untaian tunggal tersebut sebagai model. Pada situs awal replikasi, enzim DNA polimerase akan memutus pilinan heliks ganda menjadi dua untaian tunggal. Dalam proses ini akan terbentuk struktur huruf Y, titik persimpangannya disebut titik tumbuh.
f.    Sintesis DNA bersifat tidak sinambung
        Utasan-utasannya direplikasi dalam bentuk segmen-segmen kecil yang disebut fragmen Okazaki, dengan arah 5’ ke 3’. Fragmen-fragmen ini kemudian digabungkan menjadi satu oleh enzim DNA ligase.
II. 5 Perpindahan Gen
Perpindahan gen merupakan suatu kegiatan yang dilakukan bakteri dengan mengirimkan informasi genetik (DNA) dari sel donor ke sel resipien. Kegiatan perpindahan gen ini ada tiga yakni :
  1. Transformasi
  2. Konjugasi
  3. Transduksi

II. 5. 1 Transformasi
Transformasi pertama kali ditemukan oleh Frederick Griffith pada tahun 1928. Dia mempelajari transformasi satu tipe Streptococcus pneumoniae menjadi tipe yang berbeda. S. pneumoniae dibagi menjadi 100 tipe lain yang berbeda atas dasar perbedaan kimia pada kapsulnya. Jadi, tipe 1 menghasilkan kapsul yang berbeda dengan tipe 2, dan seterusnya.
Transformasi ialah proses pemindahan DNA bebas sel yang mengandung sejumlah informasi genetik (DNA) dari satu sel ke sel lainnya. DNA tersebut diperoleh dari sel donor melalui lisis sel alamiah atau dengan cara ekstraksi kimiawi. Begitu fragmen DNA dari sel donor tertangkap oleh sel resipien, maka terjadilah rekombinasi.








Gambar. 3 Proses Transformasi
Manfaat yang didapat dari transformasi gen pada bakteri adalah :
  1. Sarana penting  dalam rekayasa genetika.
  2. Memetakan kromosom bakteri.
  3. Bermanfaat dalam penelitian-penelitian genetik bakteri di laboratorium.

II. 5. 2 Konjugasi
Konjugasi merupakan mekanisme perpindahan informasi genetik (DNA) dari sel donor ke sel resipien yang terjadi akibat adanya kontak sel dengan sel. Konjugasi bakteri pertama kali ditemukan oleh Lederberg dan Tatum pada tahun 1946. Mereka menggabungkan dua galur mutan Escherichia coli yang berbeda yang tidak mampu mensintesis satu atau lebih faktor tumbuh esensiil dan memberinya kesempatan untuk kawin.





Gambar. 4 Proses Konjungasi pada Sel Bakteri
Pada proses konjugasi, sel donor (jantan) memasukkan sebagian DNA ke dalam sel resipien melalui pili seks yang dimiliki oleh sel jantan. Setelah DNA donor masuk ke dalam sel resipien, enzim-enzim yang bekerja pada DNA resipien menggunting dan mengeksisi suatu fragmen DNA resipien. Kemudian DNA donor dipadukan ke dalam kromosom resipien di tempat DNA yang tereksisi. Mekanisme ini sebenarnya berlangsung juga pada kegiatan transformasi dan transduksi.
Dengan adanya proses konjugasi ini, gen-gen tertentu yang membawa sifat resistensi pada obat dapat berpindah dari populasi bakteri yang resisten ke populasi bakteri yang tidak resisten. Oleh karenanya, bila hal tersebut terjadi pada populasi bakteri bisa timbul multi drug resistance.










Gambar. 5 Proses Konjungasi pada Sel Bakteri
II. 5. 3. Transduksi
Beberapa jenis virus berkembang biak di dalam sel bakteri. Virus-virus yang inangnya adalah bakteri seringkali disebut bakteriofage atau fage. Inilah yang dikenal dengan transduksi. Jadi, transduksi adalah proses perpindahan gen dari suatu bakteri ke bakteri lain oleh bakteriofage lalu oleh bakteriofage tersebut plasmid ditransfer ke populasi bakteri. Transduksi ditemukan oleh Norton Zinder dan Joshua Lederberg pada tahun 1952. Ada dua tipe transduksi, yaitu:
  1. Transduksi terbatas
Pada proses ini tidak semua gen dapat ditransfer. Transduksi terbatas terjadi saat profage telah terintegrasi pada kromosom bakteri. Gen-gen bakteri yang  mengalami transduksi terbatas adalah yang berdekatan dengan profage yang terintegrasi.
  1. Transduksi umum
Transduksi umum terjadi bila suatu fage memindahkan gen dari kromosom bakteri atau plasmid. Pada saat fage memulai siklus litik, enzim-enzim virus menghidrolisis kromosom bakteri menjadi potongan-potongan kecil DNA.







Gambar. 6 Proses Transduksi pada Sel Bakteri
II. 6 Mutasi
Mutasi adalah perubahan di dalam rangkaian nukleotida suatu gen. Mutasi menimbulkan ciri genetik yang baru atau genotif berubah. Sel atau organisme yang menimbulkan efek mutasi disebut mutan. Mutasi pada gen akan menyebabkan produk protein yang dihasilkan.
II. 6. 1 Mutagenesis
Mutagenesis merupakan suatu teknik biologi molekuler di mana suatu mutasi diciptakan pada suatu bagian molekul DNA tertentu, yang dikenal sebagai plasmid.
Mekanisme dasar:
1.      Mensintesis DNA yang di dalamnya terdapat bagian yang ingin dimutasi.
2.      Hasil sintesis ini harus dihibridisasi dengan DNA lain dari gen yang diinginkan.
3.      Fragmen tersebut diperluas lagi oleh DNA polimerase.
4.      Molekul yang diperoleh akan diadaptasikan ke dalam sel inang dan dikloning.
5.      Pemilihan mutan.
Gambar. 7 Mutagenesis
II. 6. 2 Mutagen        
Bahan-bahan yang menyebabkan terjadinya mutasi disebut mutagen. Mutagen terbagi menjadi tiga, yaitu:
1.      Mutagen bahan kimia
Mutagen bahan kimia, contohnya adalah kolkisin dan zat digitonin. Kolkisin adalah zat yang dapat menghalangi terbentuknya benang-benang spindel pada proses anafase dan dapat menghambat pembelahan sel pada anafase.
2.      Mutagen bahan fisika
Mutagen bahan fisika, contohnya sinar ultraviolet, sinar radioaktif, dan lain-lain. Sinar ultraviolet dapat menyebabkan kanker kulit. Mutagen fisika bersifat sebagai radiasi pengion (ionizing radiation) yang dapat melepas energi (ionisasi), begitu melewati atau menembus materi. Mutagen fisika termasuk diantaranya sinar-X, radiasi gamma, radiasi beta, neutron, dan partikel dari aselerators sudah umum digunakan dalam pemuliaan tanaman.
3.      Mutagen bahan biologi
Diduga virus dan bakeri dapat menyebabkan terjadinya mutasi. Bagian virus yang dapat menyebabkan terjadinya mutasi adalah DNA-nya.
II.    7 DNA Rekombinan
            DNA rekombinan adalah sebuah teknik membuat susunan DNA baru dengan cara menyisipkan potongan DNA asing ke dalam DNA organisme sehingga menghasilkan molekul DNA rekombinan yang aktif. Dan pada saat organism tersebut membelah diri molekul DNA rekombinan tersebut ikut bereplikasi.
      7. 1 PROSES
Proses rekombinasi DNA diawali dengan enzim endonuklease restriksi yang memotong susunan DNA. Potongan DNA tersebut biasanya mengandung beberapa gen dari kromosom tipe apapun. Tumbuhan, hewan, bakteri  ataupun virus.
22487-004-5347D587







Gambar. 8 DNA Rekombinan
Perangkat yang dibutuhkan :
·         DNA yang telah diklonkan Enzim endonuklease restriksi : Untuk memotong DNA dengan sangat spesifik sehingga sekuennya disebut molindrom (MOM). Dapat memotong DNA dari sistem biologi apapun apabila mempunyai sekuens yang sama.
·         Enzim  ligase : Enzim yang menggabungkan potongan DNA, beberapa diantaranya dapat menggabungkan fragmen-fragmen DNA yang berbeda.
·         Plasmid : sebagai vektor untuk mengklonkan gen atau fragmen DNA, dan juga untuk mengubah sifat bakteri.
·         Pustaka genom : untuk menyimpan gen atau fragmen
II.       7. 2 KEUNTUNGAN
Bakteri yang dapat menghasilkan kromosom insulin telah ditemukan.
Ø  Bakteri suatu spesies Pseudomonas telah dikembankan dan dipatenkan efektif membersihkan tumpahan minyak (tapi jika dimasukkan ke sumur minyak justru akan sangat merugikan, oleh karena itu, harus sangat hati-hati dalam menggunakan teknik ini).
II.       Dalam bidang pertanian dapat dilakukan untuk penambatan nitrogen oleh prokariota untuk peningkatan kesuburan tanah. Gen untuk fiksasi nitrogen (nif) membentuk tandan pada kromosom Klebsiella pneumoniae dan dapat dipindahkan.
III.    7. 3 KEKHAWATIRAN
Teknologi ini menimbulkan beberapa kekhawatiran diantara para ahli :
ü  Kekhawatiran bahwa produksi molekul-molekul DNA rekombinan yang fungsional in vivo dapat terbukti berbahaya secara biologis. Sebagai contoh : bila bakteri tersebut dibawa ke mikroba seperti Escherichia coli yang merupakan bakteri komensal di usus manusia dan dapat mempertukarkan informasi genetis dengan tipe-tipe bakteri yang lain dan dapat menyebar luas diantara manusia, hewan, tumbuhan, dan yang lainnya.
ü  Kekhawatiran terbentuknya palsmid-plasmid bakteri baru yang dapat bereplikasi secara swantantra yang bila tidak diawasi secara ketat, dapat memasukkan determinan genetis untuk resistensi antibiotik atau pembentukan toksin bakteri ke dalam galur-galur bakteri yang pada waktu tersebut tidak membawa determinan semacam itu.
ü  Percobaan untuk menghubungkan semua segmen DNA virus onkogenik ataupun virus hewani yang lain menjadi unsur-unsur DNA yang melangsungkan replikasi secara swantantra, seperti plasmid bakteri atau DNA viral lainnya, sebab penyebaran molekul DNA  dengan cara seperti itu mungkin meningkatkan terjadinya kanker ataupun penyakit yang lain.


BAB III
PENUTUP

III. 1    Kesimpulan
DNA adalah sebuah molekul panjang yang menyerupai tali, biasanya terdiri dari dua utas, saling membelit membentuk heliks ganda (double helix). Setiap utas terdiri dari nukleotida-nukleotida yang tergabung membentuk rantai polinukleotida.
Untuk memperbanyak dirinya, DNA melakukan suatu proses yang disebut replikasi. Replikasi dapat dikatakan merupakan reaksi kimia yang memungkinkan senyawa kimia dapat membentuk dirinya untuk menghasilkan senyawa baru yang mirip dengan dirinya. Replikasi DNA mengikuti pola semi konservatif yang sintesisnya dimulai dari titik ori dan arah pertumbuhannya ialah 5’ à 3’
Perpindahan gen yang dilakuakan bakteri melalui tiga cara, yaitu : konjugasi, transformasi, dan transduksi. Konjugasi merupakan proses perpindahan gen bakteri melalui kontak antar selnya. Transformasi merupakan proses perpindahan gen bakteri melalui sel bebas. Transduksi merupakan proses perpindahan gen dari suatu bakteri ke bakteri lain dengan bantuan bakteriofage.
Mutagenesis merupakan suatu teknik untuk menciptakan mutasi yang meliputi lima tahap/proses. Mutagen adalah bahan yang menyebabkan terjadinya mutasi. Mutagen terbagi menjadi tiga : mutagen bahan kimia, mutagen bahan fisika, dan mutagen bahan biologi.
DNA rekombinan adalah DNA yang telah mengalami proses rekombinasi atau penyusunan kembali. Proses ini diawali oleh terpotongnya struktur DNA oleh enzim restriksi endonuklease kemudian potongan DNA tersebut disisipkan pada DNA resipien dan digabungkan kembali oleh enzim lipase.

DAFTAR PUSTAKA

Pelczar J. Michael, Jr. Dasar-dasar mikrobiologi. 1986. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia.
Staff Pengajar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Mikrobiologi Kedokteran. 1993. Jakarta : Binarupa Aksara.
Anonim. http//:wikipedia.com/genetika bakteri/. 12 Maret 2010. Pk. 15.00.
Anonim. http//:google.com/genetika bakteri dan virus/. 12 Maret 2010. Pk. 16.30.


1 komentar:

  1. Harrah's Las Vegas Casino - Mapyro
    Casino. 4,000 square feet of gaming space. The hotel is 안산 출장샵 located near 대전광역 출장샵 Harrah's 화성 출장안마 and the casino is 구리 출장샵 adjacent to 춘천 출장마사지 other properties. The casino

    BalasHapus